Oleh Kissly Tulangow
Sebagai murid Kristus bagaimana kita berespons ketika kita disakiti. Sebagai manusia kita mudah terjebak dalam kebencian dan kepahitan.
Tanpa disadari kita menjadi orang yang sulit mengampuni, dan tidak mau mengampuni. Momen ketika kita disakiti orang lain, justru adalah momen di mana kita perlu menjaga diri dan memperhatikan bagaimana kita harus berespons.
Menjaga diri bisa kita terapkan dengan tidak menjadi pahit hati, serta belajar melatih diri untuk mengampuni. Bereaksi dengan benar dan tidak membalas saat disakiti.
Kemarahan saat kita disakiti dan tidak dibereskan akan mempengaruhi kita secara tersembunyi, lalu mengontrol kita, dan akhirnya “mencemari” kita.
Kepahitan layaknya seperti akar, yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
Maka kita perlu menjaga diri dan menjaga persekutuan kita dengan Tuhan. Belajar mengampuni, karena saat mengampuni, sebenarnya kita sedang membebaskan diri dari segala beban-beban dosa.
Mengampuni berarti kita memandang orang yang menyakiti kita dengan penuh kasih, tidak mengingat-ingat dan mengungkit-ungkit kesalahan orang tersebut. Dengan demikianlah jiwa kita bisa tenang. Amin