Oleh Kissly Tulangow
Di era digital, masyarakat dihadapkan pada pilihan yang terlalu banyak (choice overload). Dampaknya, keputusan sering kali dibuat secara mendesak dan kurang matang.
Kita cenderung mengambil pilihan yang lebih mudah, berdasarkan intuisi atau emosi saja. Karena kebiasaan yang terbentuk ini, kita jadi kesulitan berpikir secara kritis.
Nyatanya, lebih banyak pilihan tidak selalu berarti lebih banyak kebebasan, hal itu malah menimbulkan kebingungan dan stress yang membuat kita terpenjara, dan berujung pada penetapan prioritas yang kurang tepat.
Kepada Marta, Yesus berkata, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara”.
Dalam hal ini, yang dilakukan Marta adalah baik, namun memilih yang terbaik di antara hal-hal baik nyatanya tak semudah itu.
Pilihan Maria adalah yg terbaik, yaitu duduk di kaki Yesus, dan mendengarkan firman-Nya. Kebenaran ini menjadi prinsip bagi kita untuk menghadapi pilihan di zaman yang penuh gangguan saat ini.
Kita harus dengan sengaja memilih apa yang memperkuat hubungan kita dengan Tuhan, yaitu duduk di kaki-Nya. Duduk di kaki Yesus berarti selalu mendahulukan firman dan kebenaran-Nya, niscaya semua kebutuhan, pertanyaan, dan kebingungan akan menemukan jawabnya.
Sebab hanya dengan duduk di kaki Yesus, kita menemukan hikmat, kebijaksanaan, kedamaian, kekuatan, dan sukacita yang kita butuhkan untuk kehidupan yang kita jalani. Amin.
