berandamanado.com, Manado – Rencana reklamasi dan investasi bisnis di pesisir pantai Karang Ria, Manado Utara terus menuai dukungan berbagai kalangan.
Kali ini datang dari Ketua Solidaritas Lingkungan Independen (SOLID) Sulawesi Utara (Sulut), John Hes Sumual SH yang menyebut pembangunan pusat perdagangan dan pariwisata dengan segala fasilitasnya akan membuat Manado Utara maju pesat di tahun-tahun mendatang.
“Stigma Manado Utara dianaktirikan akan hilang. Geliat pembangunan di wilayah tersebut memang perlu dipacu untuk pemerataan fasilitas. Pemerataan itu muaranya untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Sumual kepada wartawan di Manado, Selasa (21/5/2024).
Sumual juga menjelaskan bahwa pengembangan kawasan ekonomi baru di Manado Utara akan sangat mendongkrak perekonomian sekitar dan menyumbang pendapatan asli daerah atau PAD.
“Tambahan PAD bisa dari retribusi pajak yang ditarik dari pengerjaan proyek dan lainnya. Keberadaan kawasan ekonomi baru juga akan menyerap banyak tenaga kerja dan menumbuhkan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM,” papar Sumual
Dalam konteks penyerapan tenaga kerja dan peningkatan UMKM, Sumual berharap pengembang lebih memprioritaskan tenaga kerja lokal dari lokasi terdekat.
“Komitmen pemberdayaan pengusaha dan pekerja lokal itu penting. Sebelum pengerjaan dimulai, masalah ini harus clear,” ujarnya.
Dirinya berharap reklamasi dan pengembangan kawasan ekonomi baru benar-benar menjadikan Manado sebagai kota terdepan di bibir pasifik.
“Konsepnya harus beda dan lebih baik dari kawasan lainnya. Kejelian pengembang menarik pasar dari luar Sulut, termasuk dari luar negeri penting,” ucapnya.
Lanjut Sumual, selain maraknya investasi yang akan muncul, jika konsep tersebut terwujud, maka akan terjadi suatu evolusi kota.
“Putaran uang dalam jumlah besar diharapkan terjadi sehingga membawa manfaat untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat dan tentunya bisa menciptakan multiplier effect paparnya.
Ia menjelaskan, adanya reklamasi pantai menjadi tertatanya kawasan pantai, tersedianya ruang bisnis, permukiman baru, lapangan kerja yang baru, meningkatkan arus investasi dan pengembangan ruang wisata baru.
Tentunya mengakibatkan perubahan citra laut menjadi waterfront city, penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan atau peremajaan daerah pantai dan pengembangan wisata bahari,” ungkapnya.
Meski setuju reklamasi dan pembangunan kawasan ekonomi baru, alumnus Fakultas Hukum Unsrat Manado ini juga meminta pengembang memperhatikan dampak lingkungan.
“Membangun tanpa merusak lingkungan itu harus menjadi slogan dan dipraktekkan dalam pembangunan kawasan baru,” sarannya.
Ia juga menyarankan agar pembangunan kawasan ekonomi baru tersebut tidak meninggalkan akar budaya dana tradisi melaut nelayan setempat.
“Tambatan perahu justru harus dibuat lebih baik. Nelayan perlu mendapat perhatian khusus, termasuk sediakan tempat menjual hasil tangkapan mereka,” tutup Sumual. (*)